Reflective
essay
Siti
Herdiyanti
G1D014018
Kunjungan
Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman
Description
Monumen
Panglima Besar Jenderal Soedirman atau sering disebut dengan PANGSAR adalah
salah satu tempat yang memiliki segudang sejarah tentang Jenderal
Soedirman yang merupakan nama dari universitas
negri tempat saya menimba ilmu.Tepatnya pada hari jum’at 24 oktober 2014,saya
bersama rekan-rekan satu angkatan saya mengunjungi monumen pangsar yang
letaknya tidak begitu jauh dari universitas Jenderal Soedirman yaitu terletak
di pintu masuk kota purwokerto dari arah barat tepatnya disebelah timur sungai
logawa,terdiri dari 2 lantai,lantai bawah berisi foto – foto perjuangan jendral
soedirman dalam merebut Yogyakarta kembali sebagai ibukota Indonesia (pada saat
itu ) dari kolonel belanda pada lantai 2 berisi relief sejarah dalam merebut
kemerdekaan,dan patung jenderal soedirman duduk di atas punggung kuda yang
terbuat dari perunggu seberat 5,5 ton dengan tinggi 4,5 meter. Kunjungan
Monumen Pangsar adalah salah satu kegiatan dalam blok character building yang
menyimpan banyak sejarah dan diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang
karakter Jenderal Soedirman yang terkenal dengan sifat pantang menyerahnya dan
dapat di aplikasikan dalam kehidupan.
Feeling
Dalam
blok Character Building ini memang sedikit lebih santai dari blok
sebelumnya,dalam blok ini banyak kegiatan yang mengharuskan mahasiswa
berhubungan dengan alam dan antar mahasiswa dituntut untuk memiliki rasa
solidaritas yang tinggi,dan ketika berkunjung ke Monumen Pangsar saya sangat
menikmati entah itu dalam perjalanan menuju monumen atau saat sudah sampai di
monumen.Kebahagiaan dan rasa solidaritas yang tinggi membuat saya bangga berada
di sini di universitas jenderal soedirman ini ditengah – tengah banyak orang
yang sama sama sedang berjuang mencapai karir masa depan meski harus berjauhan
dengan tanah kelahiran.Kegiatan ini sangat saya nikmati dan banyak pelajaran
yang dapat di ambil setelah kita mengetahui secara detail tentang perjuangan
dan kerja keras Jenderal Soedirman.
Evaluation
Setelah
berkunjung ke monumen panglima besar Jenderal Soedirman,banyak sekali
pengetahuan tentang perjuangan seorang jenderal soedirman yang patut dan perlu
saya tiru,walaupun beliau sedang mengalami sakit paru paru dan harus bertahan
hidup hanya dengan satu paru-paru tetapi jenderal soedirman tidak mau
menyerah,beliau terus memimpin perang gerilya
dibawa menggunakan tandu meski tubuhnya sedang sakit namun beliau tetap
memimpin sampai perang selesai. Jenderal Soedirman lahir pada tanggal 24
Januari 1916. Namun Jenderal Soedirman dibesarkan atau ikut kepada pamannya di
Purbalingga yang saat itu menjabat sebagai
camat,karena apabila jenderal Soedirman tetap tinggal bersama orang
tuanya dengan kondisi yang tidak mencukupi dikhawatirkan jenderal soedirman
tidak bisa sekolah.Namun karena tinggal besama pamannya maka beliau dapat
menempuh pendidikan tinggi pada saat itu. Pendidikan dimulai dari HIS dan
dilanjutkan di MULO Wiworotomo di
cilacap beliau juga aktif dalam kepanduan bangsa indonesia (KBI ) dan hizbul
wathon (HW).Namun sekolahnya di HIK Surakarta tidak dapat dilanjutkan karena
ayahnya meninggal dan kembali ke cilacap. Sebelum bergabung dengan Tentara
beliau pernah menjadi guru HIS
Muhammadiyah Cilacap,sebelum akhirnya beliau wafat pada hari senin pon,tanggal
29 januari 1950 dalam usia 34 tahun. Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki
Yogyakarta pada tanggal,30 januari 1950 dalam suatu Upacara Militer yang
dipimpin oleh Letkol Soeharto. Banyak jasa – jasa beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan
Negara Indonesia.
Analisys
Perjuangan,Kerja
keras dan rasa pantang menyerah yang dimiliki oleh Jenderal Soedirman perlu
kita terapkan dlam kehidupan,agar dalam menempuh cita – cita tanpa pamrih dan
semuanya dikerjakan dengan penuh perjuangan,kerja keras dan rasa pantang
menyerah. Perjuangnan beliau dengan usia yang masih sangat muda telah banyak
mengukir sejarah bangsa,membangkitkan para generasi generasi muda untuk selalu
memiliki sifat pantang menyerah seperti yang Jenderal Soedirman miliki. Hendaknya
kita menerapkan sifat yang dimiliki Jenderal Soedirman sejak kini,sebelum
akhirnya tidak ada kesempatan dan waktu untk kita memperjuangkan warisan dan
negeri kita tercinta ini.Jangan sampi tangan tangan bangsa asing kembali
merebut kemerdekaan bangsa kita.
Conclusion
Kita
patut bangga terhadap perjuangan Jenderal Soedirman.Jenderal yang kita kenal
mempunyai sifat pantang menyerah,perlu kita tiru dan kita tanamkan sifatnya
dalam diri kita.Walaupun dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu,yang
kemudian disekolahkan oleh pamannya hingga sekarang namanya menjadi besar dan
menjadi sosok panutan untuk masyarakat dan generasi muda.Perjuangannya yang tak
pernah lelah meski keadaan sakit dalam memimpin perang gerilya,beliau tetap
berjuang kata – kata beliau yang selalu menjadi pembangkit bagi generasi muda
adalah saat beliau mengatakan “yang sakit adalah Soedirman,panglima besar tidak
pernah sakit” secara tidak langsung itu dapat menumbuhkan semangat generasi
muda saat lelah ditimpan berbagai masalah.
Action
Plan
Perjuangan
Jenderal Soedirman perlu kita teladani,dari sifatnya dan rasa pantang
menyerah,memberi tauladan kepada generasi muda bahwa yang muda lebih bisa untuk
memperjuangkan bangsa dengan meneldani
sosok dan sifat Jenderal Soedirman. Setelah memahami tentang sifat
Jenderal Soedirman,membangkitkan semangat saya untuk terus berjuang dalam
eadaan apapun saya tidak boleh menyerah karena waktu dan sesuatu hal yang
menghalangi saya,tetapi jiwa pantang menyerah harus saya tanamkn benar dalam
diri dan jiwa saya. Demi bangsa dan negeri ini perjuangan generasi muda
sangatlah dinanti – nanti demi tercapainya sebuah tujuan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar