Selasa, 23 Desember 2014



Nama  : Siti Herdiyanti
NIM    : G1D014018
Kelompok 6
Mengapa Mengantuk Menyebabkan Menguap

            Dalam kehidupan menguap merupakan sesuatu hal yang sering terjadi pada setiap manusia. Pada abad ke-4 sebelum Masehi, Hiprocrates mengatakan bahwa menguap adalah membuang "udara buruk" dan meningkatkan "udara baik" di otak. Pandangan modern berdasarkan teori itu adalah menguap membantu meningkatkan kadar oksigen di dalam darah dan mengurangi karbondioksida.  Menguap adalah sebuah gerakan refleks menarik dan menghembuskan napas yang sering terjadi saat seseorang merasa letih atau mengantuk. Gejala yang terjadi ketika kita menguap menunjukan bahwa otak dan tubuh  membutuhkan oksigen dan nutrisi, dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian.
Menguap merupakan aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam. Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Mekanisme menguap di    dalam paru-paru berasal dari organ yang bernama alveoli atau kantung udara, alveoli ini berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke dalam darah dan menyedot karbondioksida untuk kemudian dikeluarkan. Jika alveoli tidak mendapatkan udara segar, dia akan kempis dan paru-paru agak mengeras. Otak kemudian bereaksi untuk memerintahkan mulut menguap dan menarik udara ( oksigen ). Menguap penting untuk membuka saluran eustachius yang berawal di telinga menuju tenggorokan dan untuk menyesuaikan udara di telinga tengah ( Juan,2006 )
Menguap atau tidak ada tindakan menguap,dapat berupa simtom luka-luka di otak, tumor-tumor, perdarahan, mabuk perjalanan. Menguap merupakan faktor teurapetik yang penting dalam mencegah komplikasi-komplikasi pernapasan pasca bedah.
Menguap sering dikaitkan dengan mengantuk, bosan, dan tingkat perangsangan yang rendah. Menguap sering kali terjadi saat akan tidur atau setelah tidur, dan saat lelah pun menguap sering menjadi masalah, ketika mengantuk sebelum dan sesudah bangun, boleh jadi merupakan suatu mekanisme untuk meningkatkan kewaspadaan fungsi otak pada seseorang yang mengantuk, atau mekanisme untuk menekan kewaspadaan, mendorong relaksasi, mempercepat, atau mempersiapkan diri untuk tidur.
Menguap merupakan sebuah tanggapan terhadap tingkatan-tingkatan karbon dioksida atau oksigen di dalam darah. Saat mengantuk biasanya yang paling sering disertai dengan menguap namun meskipun menguap dan mengantuk terjadi bersamaan, namun ada hubungan sebab akibat diantara keduanya. Ketika menguap, disertai dengan peregangan-peregangan berdasarkan uji dalam laboratorium, 47% disertai menguap, dan 11% menguap yang disertai dengan peregangan.
Orang yang memiliki penyakit darah rendah dengan tekanan darah 90/60 mmHg juga cenderung sering menguap yang diikuti pula dengan mengantuk. Tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg. Selain sering menguap orang yang memiliki tekanan darah rendah juga sering pusing, cepat lelah dan penglihatan kabur.
Tekanan darah rendah membuat kurangnya darah yang dipompa dari jantung dan jika darah yang dipompa oleh jantung semakin sedikit maka semakin rendah tekanan darahnya. Akibatnya jantung atau otak kekurangan pasokan oksigen dalam darah sehingga membuat seseorang sering menguap, pusing dan lelah. Kadang-kadang banyak menguap juga akibat reaksi dari terapi radiasi untuk kanker dan juga konsumsi obat-obatan seperti untuk pengobatan penyakit parkinson.

Menguap adalah salah satu bukti atau tanda kalau kita sedang capek atau mengantuk. Biasanya manusia akan menguap ketika mengantuk atau kelelahan. Menguap adalah sebuah peristiwa motorik yang di picu oleh kurangnya aliran oksigen ke otak dan otak memerintahkan menguap untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang di butuhkan.


Daftar Pustaka
Juan, Stephen. ( 2006 ). Tubuh ajaib membuka misteri-misteri aneh dan menakjubkan tubuh kita. 
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar